Ternyata Dari Penyebab Tidak Istiqamah adalah Tidak Ikhlas
بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد
Sering seseorang mengeluh, “Ibadah sebulan maksiat setahun”.
Sering seseorang mengadu, “Taat kepada Allah seminggu dosanya sebulan”.
Sering seseorang mengadu tidak istiqamah di dalam iman, ibadah dan ketaatan!!!
Ternyata salah satu penyebabnya adalah tidak ikhlas..
Salah satu penyebabnya adalah ingin dilihat oleh selain Allah Ta’ala, ingin diberikan pujian dan sanjungan oleh selain Allah Ta’ala.
Mari kita perhatikan ayat-ayat mulia berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ [فصلت: 30]
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30).
Kemudian perhatikan perkataan para ulama tafsir yang dibawakan oleh Ibnu Katsir rahimahullah di dalam tafsirnya:
1. Pendapat Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu tentang ayat ini:
عن سعيد بن نمران قال: قرأت عند أبي بكر الصديق هذه الآية: { إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا } قال: هم الذين لم يشركوا بالله شيئا
Sa’id bin Nimran rahimahullah berkata, “Aku membaca ayat ini di depan Abu Bakar Ash Shiddir radhiallahu ‘anhu:
{ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا }
Beliau berkata, “Mereka adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.”
قال أبو بكر، رضي الله عنه: ما تقولون في هذه الآية: { إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا } ؟ قال: فقالوا: { رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا } من ذنب. فقال: لقد حملتموها على غير المحمل، { قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا } فلم يلتفتوا إلى إله غيره. وكذا قال مجاهد، وعكرمة، والسدي، وغير واحد .
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu bertanya, “Apa pendapat kalian tentang ayat ini:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا
Mereka menjawab, “(yang mengatakan) Rabb kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah (jauh) dari dosa”, maka Abu Bakar berkata, “Sungguh kalian telah membawa kepada selain maknanya”, maksudnya adalah “Mereka mengatakan “Rabb kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah”, maka mereka tidak menoleh kepada sembahan selain-Nya.”
2. Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat ini:
عن عكرمة قال: سئل ابن عباس رضي الله عنهما: أي آية في كتاب الله أرخص؟ قال قوله: { إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا } على شهادة أن لا إله إلا الله
Ikrimah rahimahullah berkata, “Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma pernah ditanya: “Ayat manakah di dalam Kitab Allah (Alquran) yang paling ringan?” Beliau menjawab: firman-Nya:
{ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا }
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengucapkan Rabb kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah”, dengan syahadat bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi melainkan Allah”.
3. Umar radhiallahu ‘anhu menjelaskan ayat ini:
وقال الزهري: تلا عمر هذه الآية على المنبر، ثم قال: استقاموا -والله-لله بطاعته، ولم يروغوا روغان الثعالب
Az Zuhry rahimahullah berkata, “Umar radhiallahu ‘anhu pernah membaca ayat ini di atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Demi Allah, mereka istiqamah dengan taat hanya kepada Allah dan tidak melilit-lilit seperti ular”.
4. Abu Al ‘Aliyah rahimahullah berkata:
وقال أبو العالية: { ثُمَّ اسْتَقَامُوا } أخلصوا له العمل والدين
“Kemudian mereka istiqamah, yaitu mengikhlaskan amal dan agama hanya kepada-Nya.”
5. Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
قول تعالى: { إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا } أي: أخلصوا العمل لله، وعملوا بطاعة الله تعالى على ما شرع الله لهم
Firman Allah Ta’ala:
{ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا }
Maksudnya adalah mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah, dan mengerjakan ketaatan kepada Allah Ta’ala atas apa yang disyari’atkan Allah Ta’ala.
Studi Kasus…
Setelah ini, jangan heran ketika ada seorang bisa menjadi mantan orang shalih,
Jangan heran, ketika seorang bisa menjadi mantan orang yang mentauhidkan Allah,
Jangan heran, ketika seorang bisa menjadi mantan pengikut salaf ash shalih,
Jangan heran, ketika seorang bisa menjadi mantan kyai, ustadz bahkan mantan muslim,
Jangan heran, ketika seorang bisa menjadi mantan penuntut ilmu,
Jangan heran, ketika seorang bisa menjadi mantan ahli masjid, ahli ibadah, ahli shalat, puasa, sedekah, haji dan segala macam ibadah dan semua mantan dari kebaikan dan ketaatan apapun kepada Allah Ta’ala. (Silahkan studi kasus sendiri terutama pada diri sendiri!!!).
Dari Penyebab semuanya adalah KARENA TIDAK IKHLAS…
Wallahu ‘alam.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
16 Al Muharram 1433H, Dammam KSA.
Artikel www.PengusahaMuslim.com